.
Powered by Blogger.

Laman

Bikin Karikatur Yuk...

Assalamualaikum wr. wb

    Ayah bunda, umi abi satu lagi yang baru dari Buku Anak & Balita , kami memfasilitasi ayah bunda yang ingin mengafirmasi buah hati untuk mencoba mewujudkan mimpi dimasa depan. Kami menyediakan layanan pembuatan karikatur afirmasi yang sangat cocok sebagai hadiah ulang tahun maupun cendramata yang special bagi buah hati tercinta.

contoh desain karikatur :





Adapun kami mengusung beberapa tema afirmasi seperti :
- Aku Seorang Pilot
- Aku Seorang Dokter
- Aku Seorang Guru
- Aku Seorang Entertaint
- Aku Seorang Arsitek


Caranya sangat mudah :
  1. Kirimkan photo close up dan biodata buah hati anda dengan lengkap ( nama, tgl lahir, afirmasi dimasa depan, email ayah bunda, dan no telp yg dpt dihubungi ) ke email : rynee_03@yahoo.com
  2.  Data yang kami terima akan kami proses maksimal 3 hari. Selanjutnya kami akan mengirimkan sample karikatur yang sudah selesai ke alamat email ayah bunda untuk proses verifikasi.
    Bila ayah bunda sudah merasa cukup puas dengan hasil karikatur yg diterima, maka selanjutnya silahkan ayah bunda untuk melakukan transfer pembayaran sebesar     Rp. 50.000 dan  Khusus untuk pemesanan Karikatur by request ( diluar tema yg kami sediakan ) silahkan untuk melakukan pembayaran sebesar Rp. 100.000
ke nomor rekening BSM no. Rek 066 701 9958 an. Rini
Mohon konfirmasi ulang apabila sudah melakukan transfer dengan sms ke no 0813 2226 3085 atau via email agar kami dapat segera mengirimkan desain Coupple Karikatur yg asli ke email ayah bunda.

tertarik bikin karikaturnya??? pesen sekarang yuk... btw kita juga menerima pembuatan karikatur untuk ayah bunda juga loh ( untuk semua umur ).
Read More...

Jujurlah, Apa yang kau ajarkan untuk anak-anak kita…..

Sejauh-jauh kaki melangkah, umur kita akan berakhir juga. Kelak, di suatu waktu yang kita tak pernah tahu kapan datangnya, Allah Ta’ala akan mengirimkan utusan-Nya untuk menemui kita dan mengantarkan ruh kita ke hadapan-Nya. Akan ada tangis dan rasa kehilangan bagi orang-orang yang kita tinggalkan, meski tangis itu mungkin tertahan di dalam dada. Akan ada doa-doa yang diucapkan sebagai ungkapan cinta yang begitu besar, meski sebesar-besarnya cinta mereka tak akan mau menemani kita dalam kubur.

Maka ketika itu, segala bentuk penghormatan tak berguna lagi. Hanya tiga yang masih bisa kita harapkan selain amal-amal yang sudah selesai pencatatannya: ilmu yang manfaat, amal jariyah, dan anak-anak shalih yang mendoakan.

Kalau hari ini kita berharap mereka menjadi orang-orang hebat, punya gelar yang berderet-deret panjang, memiliki catatan prestasi yang tinggi, dan di waktu sekolah mereka selalu menjadi bintang kelas, maka itu semua tak lagi kita butuhkan ketika malaikat Allah lainnya datang bertamu kepada kita untuk memeriksa amal-amal kita.

Tepuk tangan tak lagi indah untuk dikenang jika ia hampa dari kebaikan. Prestasi menakjubkan tak lagi membahagiakan jika tak disertai dengan keimanan. Bahkan doa-doa yang mereka panjatkan, tak ada artinya bagi kita jika tak disertai keshalihan. Bukankah doa-doa mereka hanya akan berguna apabila dipanjatkan dengan jiwa yang penuh keshalihan? Waladun shaalihun yad’ulah bermakna keshalihan yang diiringi dengan kesediaan untuk mendoakan orangtuanya.

Tak ada gunanya mereka berdoa untuk kita bila pada diri mereka tak ada keshalihan, sebab shalih dulu baru doa. Andaikata anak-anak kita hidupnya penuh keshalihan, itu sudah cukup untuk mengantarkan kita pada kemuliaan di akhirat. Sebab setiap kali mereka melakukan ibadah dan amal shalih, selalu ada kebaikan yang tercatat untuk kita. Bukankah kita yang mengajarkan kebaikan pada mereka? Dan bukankah kalau kita mengajarkan kebaikan, lalu orang mengikutinya, maka bagi kita pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya?
Wallahu a’lam bishawab.

Teringatlah saya dengan firman Allah ‘Azza wa ta’ala,
“Surga’Adn. Mereka masuk ke dalamnya bersama mereka yang shalih di antara orangtua mereka, isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke ternvat-tempat mereka dari semua pintu.” (Ar-Ra’du: 23).
Lihatlah! Allah sudah ciptakan surga ‘Adn untuk kita dan anak-anak kita. Sudah Ia ciptakan pula malaikat-malaikat yang akan masuk dari semua pintu untuk melayani segala yang kita mau. Sudah Ia ciptakan semua itu untuk kita dan anak-anak kita yang shalih. Tetapi sudah shalihkah kita sehingga berani berharap anak-anak yang shalih? Rasanya masih jauh. Maka kalau tanpa pertolongan Allah, apakah yang bisa kita harapkan dari dunia ini, sementara televisi selalu mengajak kita untuk lupa? Bahkan tayangan-tayangan yang disebut religius pun, yang mereka mempersaksikan isinya kepada Allah, lebih banyak yang meruntuhkan iman daripada yang membaguskannya.

Ah, diam-diam saya teringat dengan firman Allah ketika memperingatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi w sallam:
“Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menakjubkan hatimu, dan dipersaksikanmjt kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia aMA penentang yang paling keras.” (Al-Baqarah: 204).
Berhentilah berharap dari apa yang tidak kita upayakan. Berhentilah bermimpi tentang televisi yang bergizi untuk kesempurnaan ruhiyah anak-anak kita, kecuali jika engkau berbuat yang nyata. Kelak kita tak bisa mengajukan alasan kepada Allah di Yaumil-Hisab apabila anak kita tergerogoti imannya dan rapuh jiwanya gara-gara televisi.

Tetapi apakah yang bisa kita andalkan selain mengharap pertolongan Allah, jika tanpa melihat pun tayangannya akan mempengaruhi anak kita secara diam-diam? Maka, apabila sekali waktu dadamu terasa sesak mendengar perkataan yang tidak layak dari anak-anak, mohonkanlah kepada Tuhanmu dengan jiwa yang menangis. Mohonkanlah dengan sungguh-sungguh, semoga setiap letih dan sedihmu akan mengantar mereka pada kemuliaan. Sesungguhnya di bawah telapak kakimu, wahai para ibu, ada surga anak-anakmu. Dan pada ruang batinmu, terletak keselamatan mereka di dunia hingga akhirat.


Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Jika yang ada di ruang batinmu adalah dunia, maka ketika mengajarkan agama pun, dunia yang sampai pada mereka. Kita ajarkan berdoa pada mereka, tetapi yang mereka harap dari doa itu adalah dunia. Mereka rajin berpuasa Senin dan Kamis, tetapi mereka menahan lapar bukan karena mencintai sunnah Nabi, melainkan agar hajat-hajatnya pada dunia tercapai dan harapannya terkabul.


Sebaliknya jika yang ada di ruang batinmu adalah harapan pada kehidupan yang kekal di kampung akhirat, insya Allah kemana pun mereka berjalan, di situlah mereka menghadapkan wajahnya kepada Allah. Inilah yang akan mengawal mereka, mengawasi perbuatannya, dan menjaga tindakannya. Dan inilah sebaik-baik pengawasan, sebab ia tidak mempersyaratkan hadirnya kita setiap saat. Alangkah banyak orangtua yang menggunakan kekuatannya untuk membuat anak tunduk. Sementara mereka lupa bahwa badan yang kekar ini akan lemah juga, suara yang keras ini akan sayu-sayup juga, dan mata yang selalu awas ini akan kehilangan kekuatannya juga; baik karena anak-anak yang semakin jauh ruang geraknya atau karena mata kita telah dimakan usia.


Mengingat itu semua, maka siapkanlah anak-anak itu untuk hidup di negeri akhirat. Apa pun yang engkau kerjakan, jadikan ia sebagai jalan untuk mempersiapkan mereka menghadap Tuhannya. Kalau di saat dinginnya malam menusuk tulang mereka merepotkan kita, maka ikhlaskanlah kerepotan itu. Semoga Allah cukupkan kerepotan sampai di situ. Tidak berpanjang-panjang hingga akhirat. Sebab di hari kiamat, setiap kerepotan tak dapat diselesaikan, kecuali apabila kita mendapat syafa’at.


Kalau engkau bangun di tengah malam untuk membuatkan susu untuk anakmu, aduklah ia dengan sungguh-sungguh sambil mengharap agar setiap tetes yang masuk kerongkongannya akan menyuburkan setiap benih kebaikan dan menyingkirkan setiap bisikan yang buruk. Kalau engkau menyuapkan makanan untuknya, maka mohonlah kepada Allah agar setiap makanan yang mengalirkan darah di tubuh mereka akan mengokohkan tulang-tulang mereka, membentuk daging mereka, dan membangkitkan jiwa mereka sebagai penolong-penolong agama Allah. Semoga dengan itu setiap suapan yang masuk ke mulut mereka akan membangkitkan semangat dan meninggikan martabat. Mereka bersemangat untuk senantiasa menuntut ilmu, menunaikan amanah dan meninggikan nama Tuhannya, Allah ‘Azza wa Jalla.


Kalau setiap kali ada yang engkau inginkan dari dunia ini, perdengarkanlah kepada mereka pengharapanmu kepada Allah, sehingga mereka akan dapat merasakan sepenuh jiwa bahwa hanya kepada Allah kita meminta. Sesungguhnya anak-anak yang kuat jiwanya adalah mereka yang yakin kepada janji Tuhannya. Mere¬ka tidak menghiba pada manusia, dan tidak takjub pada nama-nama orang yang dise-but dengan penuh pujian. Hari ini, anak-anak kita sedang dilemahkan oleh media. Mereka diajak menak-jubi manusia. Padahal manusia yang ditakjubi itu tak kuasa untuk membuat diri mereka sendiri bersinar. Padahal untuk bisa disebut idola, mereka membutuhkan dukungan suara-suara kita.


Ajarkan pada mereka keinginan untuk berbuat bagi agama Allah. Bangkitkan pada diri mereka tujuan hidup yang sangat kuat. Jika dua perkara ini ada pada diri mereka, insya Allah mereka akan tumbuh sebagai orang-orang yang penuh semangat. Kecerdasan mereka akan melejit; berkembang pesat dan bakatnya akan tumbuh dengan baik. Kalau saya boleh menengok teori kecerdasan majemuk, ada kecerdasan yang apabila berkembang akan merangsang kecerdasan lain untuk berkembang lebih pesat. Sementara pada anak-anak yang usianya telah tidak memungkinkan lagi mengembangkan kecerdasan, maka potensi kecerdasan yang ada akan melejit secara lebih optimal. Nah, kecerdasan yang dapat merangsang jenis-jenis kecerdasan lain itu adalah kecerdasan eksistensial. Intinya pada kepekaan untuk merasakan, menghayati dan memahami tujuan hidup di atas pijakan keyakinan terhadap Tuhan.

Tanamkan juga pada diri mereka kesadaran untuk belajar menemukan fardhu kifayah di luar shalat jenazah yang menyangkut kepentingan ummat ini, insya Allah yang demikian ini akan mengasah kepekaannya terhadap tanggung jawab. Setiap saat ia belajar berpikir apa yang bisa dan sebaiknya dikerjakan bagi umat ini, sehingga membuat potensinya terasah dan kreativitasnya berkembang. InsyaAllah.
Demikianlah. Setelah Allah berikan dunia kepada kita, maka apalagikah yang kita harapkan kecuali akhirat?*


Penulis : Muhammad Fauzil Adhim
Sumber: Majalah Hidayatullah, edisi November 2005
Read More...

Dari Orang tua, budaya membaca bermula.

Tradisi membaca yang kurang diminati tentu amat disayangkan. Apalagi kalau mengingat banyak orang sukses di negeri ini memulai kariernya dari kebiasaan membaca. Budaya membaca selayaknya tumbuh dari keluarga, dengan orang tua yang memegang peran utama.



Menumbuhan budaya membaca di Indonesia bukan perkara mudah. Hambatannya antara lain tingkat buta huruf yang tinggi. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional, Hamid Muhammad, jumlah perempuan buta aksara sekitar 6,3 juta orang dan 70% di antaranya berusia di atas 45 tahun. Sedangkan jumlah laki-laki buta aksara sekitar 3,4 juta orang. Jika ditotal, jumlah warga buta aksara 9,7 juta atau 5,97% dari jumlah penduduk Indonesia .

Hambatan lainnya, masalah infrastruktur. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau membuat lambatnya distribusi buku bacaan. Sebenarnya hambatan ini tidak begitu significant jika arus informasi melalui internet berjalan efektif.

Menyadari beratnya rintangan dalam pembudayaan membaca, pemerintah tidak tinggal diam. Lihat saja berbagai lomba diadakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebagai contoh, lomba minat baca, lomba menulis tentang perpustakaan, dan lain-lain. Bahkan pemerintah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi seperti UGM dan menggalakkan pemberantasan buta aksara melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Meskipun demikian tingkat keberhasilan pembudayaan membaca perlu didukung factor utama, yaitu keluarga. Budaya membaca tidak hanya sekedar duduk manis mendengarkan guru di sekolah. Para orang tua pun dapat memberikan contoh dengan meningkatkan intensitas dalam membaca buku, Koran, atau majalah kepada anak-anaknya. Cara lainnya, membuat perpustakaan kecil dalam keluarga.
Sumber : Rumah Pengetahuan Kompas
Read More...

Tanpa TV anak berfikir lebih Luas

Pengaruh televisi dalam keluarga Indonesia tampaknya sudah demikian kuat menyatu dengan keseharian masyarakat. Data Bank Dunia tahun 2004 menunjukkan, ada 65 persen lebih rumah tangga pemilik televisi di Indonesia. Bentuk media audio visual yang menarik dan lengkap dari si ”tabung ajaib” menjadikan ia lebih digandrungi dibandingkan dengan produk budaya lain, seperti buku. Hiburan yang disajikan mampu menarik mayoritas penduduk menekuni tayangan televisi dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, lebih tiga perempat (86 persen) dari seluruh penduduk usia 10 tahun ke atas di Indonesia memiliki aktivitas rutin mengikuti acara televisi dalam seminggu. Tapi jumlah itu  tak termasuk Mohammad Fauzil Adhim (38), pria yang namanya melejit lewat bukunya “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” (1977) justru tak memiliki TV.  Mungkin akan terasa janggal bagi semua orang. Bagaimana cara dia menjelaskan pada anak tanpa hiburan TV di rumah?  Berikut petikannya wawancara dengan laki-laki kelahiran Mojokerto, Jawa Timur pada 29 Desember l972 ini.

Apa alasan Anda menolak TV di rumah?
Saya tidak menolak, tapi karena saya melihat tidak ada alasan yang membuat TV layak untuk dipelihara di rumah, sehingga saya tidak memelihara TV.

Sejak kapan itu Anda lakukan?
Memang sejak awal saya sudah tidak memelihara TV. Tapi suatu saat, karena penasaran ingin tahu seperti apa sih TV sekarang, saya dan istri pernah juga mencoba menyewa TV. Nah, pada saat TV itu distel, justru anak pertama saya, Fathimah yang memprotes, dan minta TV itu dimatikan. Sampai dia bilang,”Ibu dimatiin, kok Ibu suka sih nonton film yang jelek-jelek. Itu kan nggak bagus.” Makanya TV akhirnya dimatikan dan kita tidak pernah nyewa lagi.

Mudharatnya apa?
Tidak ada stasiun TV yang mengudarakan acara yang benar-benar mengaktifkan otak anak, dan menggugah anak terlibat dalam proses berfikir. TV justru menyedot perhatian anak yang dalam jangka panjang bisa mempasifkan otaknya. Belum lagi soal content (isi). Film-film yang ditayangkan maupun iklan pariwaranya sebagian besar tidak layak untuk dikonsumsi anak. Katakanlah misalnya ada acara yang cukup bagus, itu saja mengenaskan.

Berarti Anda tidak butuh TV?
Saya merasakan tidak ada kebutuhan dari TV. Karena itu mengapa saya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Menurut saya hiburan yang paling mahal ya TV. Untuk mendapatkan sampah kita harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah, padahal dengan dana segitu, kita bisa membelikan anak-anak kita ensiklopedi, atau bisa kita belikan komputer atau buku, atau hal-hal lain yang jelas manfaatnya.

Di TV kan juga ada tayangan pendidikan yang bermanfaat untuk anak?
Pertama, Ayat Al-Quran bisa ditempelkan di tissue, di kaleng bir. Tapi kalau ada tulisan bismillah di kaleng bir bukan berarti birnya halal. Khamr pun dikatakan ada manfaatnya, tapi kenapa diharamkan? Berarti ada manfaatnya tidak cukup untuk menjadikan sesuatu itu halal. Kedua, tayangan-tayangan yang diperuntukkan anak-anak sebagian besar tidak dikemas sesuai dengan perkembangan anak, dan tidak dikemas untuk merangsang kemampuan berpikir aktif maupun konstruktif, sehingga anak hanya menjadi pihak yang mengalami terpaan exposure dari berbagai tayangan TV.

Bagaimana dengan kebutuhan informasi yang bisa didapatkan di TV?
Sumber informasi, sumber untuk mendapatkan kebutuhan psikis berupa perhatian, kebutuhan untuk mendengarkan itu ada pada orang tua, dan orang-orang penting lainnya dalam keluarga. Kalau dalam ilmu psikologi dikenal dengan significant person atau significant others. Sejauh ini, sepanjang yang saya tahu, kualitas attachment yang baik meningkatkan kreatifitas anak, meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan percaya diri anak. Anak cenderung akan memiliki konsep diri yang bagus dan cenderung lebih bisa mengelola dirinya.

Apa dampak lebih jauh dari menonton TV?
Sejauh yang saya pahami sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli psikiatri Amerika Serikat, tayangan TV yang sering disaksikan anak adalah tayangan-tayangan yang tidak dikemas untuk anak, sehingga banyak menonton TV menyebabkan anak otaknya pasif dan cenderung tidak suka berpikir. Dan jika anak tidak suka berpikir, maka anak cenderung tidak mampu mengkomunikasikan perasaannya dengan baik. Dan itu berarti menambah kesulitan kita dalam mendidik anak.

Bagaimana respon anak dengan tidak adanya TV di rumah?
Anak-anak memang saya didik untuk suka membaca. Karena itu mereka cenderung bisa mengungkapkan gagasannya dengan lebih baik. Dan anak-anak yang suka membaca itu cenderung memiliki informasi yang lebih kaya. Bahkan terkadang kalau sudah seperti itu, anak-anak malah suka usul pada saya. Misalnya Fathim, ketika melihat gambar mobil yang ada TV-nya, justru mengatakan pada saya, ”Bapak kalau mau beli mobil tak usah pakai TV, karena di TV banyak yang jelek.”

Bagaimana Anda menjelaskan kepada Anak?
Jadi yang penting prosesnya. Kalau anak langsung dilarang, anak akan penasaran. Tapi cukup dengan dialog. Sebagaimana sekarang Fathimah ndak mau makan di Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, ndak mau minum air mineral yang mereknya Aqua dan Ades. Semua itu bisa ditanamkan karena ada dialog, kalau semua itu produk boikot. Begitu juga dengan menyikapi TV, harus ada dialog.

Pernah ditanyai anak tentang TV?
Saya pernah ditanya anak, ”Bapak kok nggak punya TV. Kata temanku kalau ndak punya TV berarti miskin.” Ini kan berarti social pressure, tekanan-tekanan masyarakat. Nah di sinilah saya perlu menjelaskan setepat-tepatnya. Ya karena kebetulan Allah memberikan rezeki pada saya maka saya gantikan dengan benda-benda yang ada manfaatnya, dan harganya melebihi TV, seperti ensiklopedi. Sekarang anak saya punya 3 ensiklopedi. Itu memberikan pemahaman pada anak bahwa ini lebih berharga dari TV, dan saya memperkuat dengan dialog bahwa ini lebih baik dari TV.
Apa pengganti TV, selain ensiklopedi?
Kalau anak sudah senang buku apakah kemudian dia masih ingin mencari ganti yang lain. Jadi tidak sekedar ensiklopedi, tapi komputer, buku atau bacaan-bacaan lainnya. Atau juga ketika anak-anak butuh hiburan, saya belikan tenda yang mereka bisa bermain di sana.

Anak-anak tidak bosan baca ensiklopedi dan buku terus-terusan?
Kalau otak anak itu aktif, maka dia akan cenderung aktif mencari. Kalau dia sudah bosan membaca, maka dia akan mencari kegiatan yang inovatif lainnya. ketika anak-anak suka membaca, maka mereka cenderung komunikatif, lebih mampu mengungkapkan perasaannya. Misalnya, suatu saat anak saya minta dibelikan buku. Untuk apa? Dia mau menulis buku harian. Selain itu, ketika dia tidak terlalu fokus pada TV, saya lihat mereka cenderung menyukai benda-benda intelektual, seperti memotret sendiri. Ia mengembangkan berbagai macam keterampilan karena pikirannya berkembang. Pikirannya tidak tersedot oleh bayangan yang sebenarnya tidak diperlukan itu.

Nilai positif rumah tanpa TV?
Tanpa TV anak akan memiliki kesempatan berfikir yang lebih luas, anak akan mengembangkan inisiatif-inisiatif yang lebih aktif dan progresif. Sementara dengan adanya TV anak siap untuk dicekoki. Anak belum sempat berpikir sudah dijejali dalam tempo yang sangat tinggi. Ketika anda melihat TV, maka dalam 1 menit akan terjadi perubahan-perubahan gambar yang luar biasa cepatnya. Padahal masa kanak-kanak adalah masa yang paling pesat perkembangan otaknya. Semestinya pada masa itulah rangsang-rangsang otak itu dimaksimalkan. Anak betul-betul diberi pengayaan rangsang otak yang luar biasa.

Mengapa demikian?
Otak itu berkembang dari usia 0 – 6 tahun, dan porsinya mencapai  80 %. Sementara sisanya yang 20 % terjadi pada usia-usia berikutnya. Dari usia itu, yang lebih penting lagi adalah 18 bulan pertama usia anak. 20% perkembangan otak terjadi pada usia itu. Maka alangkah sayangnya jika pada usia-usia yang sangat strategis ini justru anak-anak tidak memperoleh rangsangan yang maksimal. Dan sebaliknya justru hanya memperoleh exposure dari TV. Padahal banyak kegiatan lain yang bisa merangsang daya nalar anak, contohnya membaca.

Dampak anak yang suka menonton TV?
Saya kira anak yang biasa menonton TV, maka di sekolah pun TV memiliki daya tarik yg lebih besar baginya. Karena itu sekolah tidak menjadi surga baginya. Karena di TV anak tidak akan banyak dapat informasi. Ada kasus yang pernah saya dapatkan, ketika ada orang tua yang membawa anaknya, saya kira dia ini idiot sehingga dia tidak naik kelas dan nilainya nol semua, tapi ternyata anak ini tidak idiot. Ia lebih senang nonton TV dan main game, sehingga ketika di kelas, pikirannya tidak di kelas, tapi di rumah, yaitu di TV.


sumber : Hidayatullah.com
Read More...

Membiasakan Membacakan Cerita kepada Anak


Manfaat Cerita atau mendongeng terhadap anak-anak antara lain:

. Memberi teladan
Melalui cerita ayah bunda bisa memberikan teladan dan contoh perbuatan yang baik yang mesti dilakukan dan perbuatan yang jelek yang mesti dihindari anak, ayah bunda dapat memasukkan pesan moral, norma dan nilai kehidupan. misalnya saja dalam buku Hallo Balita, dengan judul 'aku sayang teman' ceritanya menanamkan kepada anak untuk saling membantu kesusahan temen, meminjamkan mainan atau berbagi makanan.

. Mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual
Kecerdasan emosi adalah kemampuan anak untuk menyikapi keadaan, baik tekanan maupun perilaku dari luar, seperti bagaimana menerima kekalahan dengan baik atau apa yang mesti dilakukan ketika kesal atau marah. Melalui cerita dengan tema tertentu, Ayah bunda bisa mengasah, menstimulasi anak untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya.

. Mengembangkan kecerdasan linguistik
Melalui cerita akan melatih anakcepat berkomunikasi verbal.
Anak butuh pengulangan untuk menanamkan nilai –nilai. Sehingga untuk menanamkan sebuah nilai atau sikap yang baik pada anak dibutuhkan beberapa cerita yang temanya sama dan disampaikan secara berulang – ulang. Ada kekhawatiran dari ayah bunda anak –anak jadi bosan. Tenang saja...anak suka dengan pengulangan cerita. Sebagai gambaran, seorang anak akan memutar film kesukaannya berulang –ulang.

Tips Praktis Mendongeng
Bila Ayah bunda mau mendongeng untuk si kecil, jangan takut. Beberapa tips teknis yang akan mempermudah penyampaian pesan Anda, antara lain:
  • Bisa membacakan cerita atau menceritakan kembali isi cerita
    Caranya ayah bunda bisa berhadapan dengan anak atau ayah bunda di samping anak membaca bersama-sama.
  • Cerita bisa dibuat sendiri
    Ada yang dibuat sampai jadi lalu diceritakan, bisa juga mengarang sambil mendongeng sehingga anak boleh mengusulkan saat pendongeng bercerita. Pendongeng yang membuat cerita sendiri ini membutuhkan kemampuan dan pengalaman supaya dongengnya tidak macet di tengah jalan. Harus ada konsistensi, tokoh-tokohnya jangan sampai lupa.
  • Perhatikan durasi dan waktu
    Cerita sebelum tidur itu cukup baik. Hanya lebih baik lagi kalau disampaikan pada waktu yang tepat misalnya setelah belajar. Cerita menjelang tidur sebaiknya pendek saja, 15-20 menit sudah cukup, terutama bila anak sudah mengantuk. Yang penting ada kesepakatan tentang frekuensi dalam seminggu. Anda kadang memberikan cerita sebagai hadiah itu baik, karena menjadi kejutan bagi anak.
  • Hindari cerita mengandung konflik bertingkat
    Maksudnya, cerita di mana pemerannya kalah dulu,kemudian akhirnya menang. Sebab, jangan-jangan ketika pemerannya kalah, anak sudah tertidur. Bagaimana pun cerita yang menarik itu ada unsur konfliknya, tetapi harus disesuaikan kemampuan si anak menangkap cerita. Anak TK membutuhkan cerita yang sederhana.
  • Setelah mendongeng, diskusikan dengan anak
    Sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai cerita pada anak. Misalnya, “Adik pernah membantu menolong bunda menyiram tanaman seperti tokoh Lila tadi kan?”. Hal itu mendorong anak untuk berbuat baik seperti yang dilakukan tokoh cerita dalam dongeng.
Pilih cerita yang baik
Isi cerita menjadi faktor penting yang menentukan menarik atau tidaknya suatu dongeng. Selain itu tema yang baik juga sangat berguna bagi pekembangan kepribadiaan anak anda kelak. Pilihlah cerita yang bertemakan kelembutan, kedamaian, semangat tinggi, serta nilai-nilai lain yang dapat menguandang inspirasi dan imajinasi anak. Hindari cerita-cerita yang mengandung kekerasan, iri hati dan dengki.
Kuasai materi cerita
Pilih cerita yang paling Ayah bunda sukai, dan kemudian menguasainya. Jangan pernah mencoba menghapal sebuah cerita karena hanya akan membuat ayah bunda terperangkap didalamnya dan akan menemukan kesulitan untuk berimprovisasi jika lupa pada cerita yang akan diberikan.
Pelajari tokoh-tokoh dengan baik
Ada baiknya Ayah bunda juga menguasai mengenai tokoh-tokoh didalamnya. Karakter dan sifat dari masing-masing tokoh dalam sebuah cerita. Jadi, jika cerita harus mengalami improvisasi, tokoh-tokohnya tidak mengalami perubahan karakter.
Merubah isi cerita
Jika alur cerita dan detil suatu cerita terlupakan, Ayah bunda bisa merubah isi dongeng yang penting inti cerita yang akan diceritakan tidak mengalami perubahan.
Ciptakan suasana yang tepat
Ciptakan suasana dimana mereka berada dalam kondisi sadar dan senang saat anda membacakan cerita, Namun hindari suasana formil karena suasana formil malah membuat kondisi kaku dan tidak menyenangkan. Hindari juga suasana bising selama bercerita, sebaliknya buatlah suasana tenang dan hening.
Gunakan vokal dan intonasi yang baik
Teknik vokal dan intonasi yang baik diperlukan dalam membangun sebuah cerita yang sedang dibacakan. Pastikan ayah bunda memilih teknik vokal dan intonasi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita saat mendongeng. Yang terpenting jangan memaksakan membuat suara-suara aneh hanya untuk menekankan  tokoh tertentu jika ayah bunda memang tidak bisa. Hal tersebut hanya akan mempersulit dalam mendongeng jika tidak menguasainya. Cara yang lebih mudah adalah dengan memperkecil atau memperbesar suara anda dengan disertai gerak tubuh sesuai dengan tokoh dalam cerita dongeng yang Ayah bunda bawakan.
Lakukan kontak mata
Pastikan ayah bunda melakukan kontak mata dengan anak saat bercerita, jangan hanya fokus pada buku bacaan didepan anda. Iringi juga dengan sentuhkan perhatian dan cinta kasih pada mereka selama mendongeng agar sikecil semakin merasa nyaman dengan moment mendongeng tersebut.

Visualisasikan cerita

Usai mendongeng, mintalah anak memvisualisasikan cerita baik dengan lukisan maupun gambar-gambar  sederhana, dengan demikian ayah bunda jadi tahu apakah anak menangkap makna yang benar dari cerita tersebut.
Putar musik
Musik merupakan faktor pendukung sebuah cerita, memutarkan musik terutama musik klasik usai ayah bunda  mendongeng, bisa jadi pelengkap moment kebersamaan anda dengan anak anda.
Read More...

Melatih Bayi dan Anak Berbicara


Perkembangan berbicara bayi dan anak :
 Sekitar umur 7 - 8 bulan bayi mulai bisa bersuara satu suku kata, misalnya: ma atau pa atau ta, atau da
  • Sekitar umur 8 - 10 bulan bisa bersuara bersambung, misalnya : ma-ma-ma-ma, pa-pa-pa-pa, da-da-da-da-, ta-ta-ta-ta
  • Sekitar umur 11 - 13 bulan mulai bisa memanggil : mama !, papa !
  • Sekitar umur 13 - 15 bulan mulai bisa mengucapkan 1 kata, misal : mimik, minum, pipis
  • Sekitar umur 15 - 17 bulan mulai bisa mengucapkan 2 kata 
  • Sekirtar umur 16 - 18 bulan mulai bisa mengucapkan 3 kata
  • Sekitar umur 19 - 22 bulan mulai bisa mengucapkan 6 kata
  • Sekitar umur 23 - 26 bulan mulai bisa menggabungkan beberapa kata : mimik cucu
  • Sekitar umur 24 - 28 bulan mulai bisa menyebutkan nama benda, gambar
  • Sekitar umur 26 - 35 bulan, bicaranya 50 % dapat dimengerti orang lain
(Sumber : Denver II, Frankenburg WK dkk, 1990)

Supaya tidak terlambat berbicara, latihlah sejak bayi

Bayi sejak lahir sudah bisa mendengar dan mengerti suara manusia, terutama suara ibunya. Walaupun bayi belum bisa menjawab dengan kata-kata tetapi bayi bisa menyatakan perasaannya dengan : senyuman, gerakan bibir, bersuara, berteriak, menggerakkan tangan kaki, kepala atau dengan menangis.
Dengan latihan setiap hari sejak bayi, lama kelamaan bayi dan anak dapat menjawab dengan kata-kata dan kalimat. Latihan ini sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, dan perkembangan kecerdasannya.
Supaya bayi atau anak anda tidak terlambat berbicara, lakukan metode ini setiap hari, ketika anda berada tidak jauh dari bayi anda.

Melatih Bayi dan Anak Berbicara

I. Berbicaralah kepada bayi / anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin, dengan penuh kasih sayang, walaupun ia belum bisa menjawab
  1. Bertanya pada bayi / anak.. Contoh : Adik haus, ya ? Gardi lapar, ya ?. Elta mau susu, lagi ? Ini gambar apa ? Ini boneka apa ? Ini warnanya apa ? Ini namanya siapa ?
  2. Komentar terhadap perasaan bayi / anak . Contoh : Kasihan, adik rewel kepanasan, ya ?. Nah sekarang dikipasin ya ? Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk, ya ? Jatuh ya ? Sakit , ya ? Sini di obatin ! 
  3. Menyatakan perasaan ibu / ayah . Contoh : Aduh, mama kangen banget deh sama adik. Tadi mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh , mama sayang deh sama adik.
  4. Komentar keadaan bayi / anak.. Contoh : Aduh pipi Ade tembem ! Wow, Rama matanya besar banget ! Wah, kepala Gardi botak ! Ai, ai, Elta buang air besar lagi !
  5. Komentar perilaku bayi / anak Contoh : Wah, Rini sudah bisa duduk! Eeee, Tono sudah bisa berdiri ? Ai, ai, Ari sudah bisa duduk ! Wah, adik sudah bisa jalan !
  6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi / anak : Contoh : Lihat nih. Ini namanya bantal. Warnanya merah muda, ada gambar Winnie the Pooh. Adik tahu nggak Winni the Pooh ? belum tahu ? Winni The Pooh itu beruang yang lucu dan cerdik. Nanti kalau sudah gede pasti tahu deh. Yang ini namanya boneka Teletubies. Warnanya merah. Yang ini warnanya hijau, yang itu ungu. Nih, coba di peluk.
  7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi / anak
    Contoh : Adik dimandiin dulu, ya ? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang, biar kulitnya bagus sepeti bintang film. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. Sudaaaaah selesai. Sekarang pakai pampers, pakai baju, dibedakin dulu, biar kulitnya halus, wangi.. Nah, selesai. Enak, kan ? Asyik, kan ? Habis ini minum ASI terus tidur, ya ? Mama mau masak, ya ?
  8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan ibu : Contoh : Mama sekarang mau bikin susu buat adik sebentar , ya ? Nih, susunyal 3 takar , ditambah air 90 cc, terus dikocok-kocok. Kepanasan nggak ? Enggak kok. Nah, siap deh. 
II. Dengarkan suara bayi / anak, berikan jawaban atau pujian

Ketika bayi / anak bersuara atau berbicara (walaupun tidak jelas), segera kita menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suara bayi / anak seolah-olah kita mengerti maksudnya.
Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban atau pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban kita. Contoh : Ta-ta-ta-ta ? Ma-ma-ma-ma ? Kenapa, sayang ? Minta susu ? Mau poop ?

III. Bermain sambil berbicara

Ciluk - ba. Ibu mengucapkan ciluuuuuukk (muka ditutup bantal) beberapa detik kemudian bantal ditarik kesamping sambil ibu mengucapkan : baaaaaa !!.
Kapal terbang. Nih ada kapal terbang sedang terbang. Ngngngngngng. Ada musuh, kapal terbangnya menembak musuh ... dor .. dor .. dor. Kapal terbangnya turun ke muka bayi terus keperutnya.
Boneka, dimainkan seolah-olah ia berbicara kepada bayi / anak
Menyebutkan nama mainan, nama makanan, anggota badan (tangan, kaki, jari-jari, mulut, mata, telinga, hidung dll.)

IV. Bernyanyi sambil bermain.

Pok-ambai-ambai, belalang kupu-kupu, tepok biar ramai, pagi-pagi minum .... cucu. Cecak-cecak didinding, diam-diam merayap, datang seekor lalat, .....hap ! lalu ditangkap. Dua mata saya, hidung saya satu, (sambil menunjuk ke mata, hidung dst.)
Putarkan kaset lagu anak-anak, ikut bernyanyi, sambil tepuk tangan, goyang kepala dll.

V. Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar

Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita (binatang, benda-benda, manusia). Tanyakan kembali apa nama benda tersebut, apa gunanya, siapa nama tokohTunjukkan gambar-gambar di dalam majalah.

VI. Menonton TV bersama anak sambil menyebutkan nama-nama benda, tokoh atau kejadian yang terlihat di TV
Itu mobil, yang itu kapal, itu sepeda. Itu kucing, di sebelahnya ada tikus dan anjing. Kucing melompat, tikus lari, anjing duduk.

VII. Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian (ke pertokoan, rumah keluarga dll) t tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, itu boneka pakai kacamata dll.

VIII. Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bermain dengan anak lain (kakak, tetangga, sepupu) yang sudah lebih jelas berbicaranya, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, puzzle, Lego, gambar-gambar, buku bergambar dll.

PERHATIAN
  • Jangan memaksa anak berbicara. 
  • Kalau bayi / anak bersuara (walaupun tidak jelas) berikan jawaban, seolah-olah kita mengerti ucapannya
  • Pujilah segera kalau dia berbicara benar.
  • Jangan menyalahkan anak kalau ia salah mengucapkannya
  • Kalau anak sudah bosan sebaiknya beralih ke kegiatan lain
Latihan - latihan ini selain merangsang berbicara sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, dan perkembangan kognitif ( kecerdasan).


sumber : idai.co.id
Read More...

Stimulasi Dini pada Bayi dan Balita untuk Kecerdasan Multiple dan Kreativitas Anak


Apa yang dimaksud dengan kecerdasan multipel ?

Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas kecerdasan ?

Kecerdasan multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus.

Orangtua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.

Apa kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan ?

Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain).

Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.

Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.

Apa itu STIMULASI DINI ? Apa manfaatnya ?

Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa (lingusitik), kecerdasan musikal, gerak (kinestetik), visuo-spasial, senirupa dll.

Cara melakukan stimulasi dini

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.

Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan

Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.

Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.

Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.

Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.

Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana - baju, bermain melempar bola, melompat.

Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.

Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.

Pentingnya suasana ketika stimulasi

Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi-balita, setiap hari, terus menerus, bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu).

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/balitanya. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.

Pentingnya pola pengasuhan yang demokratik (otoritatif)

Oleh karena itu interaksi antara pengasuh dan bayi atau balita harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif). Yaitu pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, artinya memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.

Mengapa stimulasi dini bisa merangsang kecerdasan multipel ?

Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3 – 4 bulan di dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.

Semakin bervariasi rangsangan yang diterima bayi-balita maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat maka hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, sehingga anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).

Bagaimana cara merangsang kecerdasan multipel ?

Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.

Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.

Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.

Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.

Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.

Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.

Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.

Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.


Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak ?

Kreativitas dibutuhkan oleh manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas harus dikembangkan sejak dini. Banyak keluarga yang tidak menyadari bahwa sikap orangtua yang otoriter (diktator) terhadap anak akan mematikan bibit-bibit kreativitas anak, sehingga ketika menjadi dewasa hanya mempunyai kreativitas yang sangat terbatas.

Bagaimana peran orangtua utk mengembangkan kreativitas anak ?

Kreativitas anak akan berkembang jika orangtua selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu : mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada anak bahwa pendapat orangtua paling benar, atau melecehkan pendapat anak

Orangtua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, melakukan sesuatu atau mengambil keputusan sendiri (asalkan tidak membahayakan atau merugikan oranglain atau diri sendiri). Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam tahap belajar. Oleh karena itu tanyakan mengapa mereka berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukan alasan-alasan. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berpikir, jangan didikte atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Dengan demikian tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat atau melakukan sesuatu.

Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan kreativitas anak.

Keluarga harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian disekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua harus menjawab dengan cara menyediakan sarana yang semakin merangsang anak berpikir lebih dalam, misalnya dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan menolak, melarang atau menghentikan rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis atau belum pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda segi empat, langit berwarna merah, daun berwarna biru. Jangan banyak melarang, mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi anak. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak yaitu: berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas, simultan.

Ringkasan 
  1. Jika menginginkan anak dengan kecerdasan multipel harus dilakukan perangsangan sejak bayi setiap hari pada semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan), dengan mengajak berbicara, bermain untuk merangsang perasaan dan pikiran, merangsang gerak kasar dan halus pada leher, tubuh, kaki, tangan dan jari-jari. 
  2. Cara melakukan stimulasi harus disesuaikan dengan umur dan tahapan tumbuh -kembang anak. Stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur, atau kapanpun dan dimanapun ketika anda dapat berinteraksi dengan balita anda. Selanjutnya dapat ditambah melalui Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan sejenisnya. 
  3. Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif (demokratik).
    Artinya : pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.
  4. Pola asuh otoritatif penting untuk mengembangkan kreativitas anak.
    Dengarkan omongan anak, dorong anak untuk berani mengucapkan pendapatnya, hargai pendapat anak, jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakan pendapat orangtua atau melecehkan pendapat anak.
    Rangsanglah anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai hal dilingkungannya, beri kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, mencoba dan mewujudkan gagasan. Berikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun.
    Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak, jangan banyak mengancam atau menghukum, beri kesempatan untuk mencoba, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Penulis : Soedjatmiko
Read More...

Pilihan Produk

Hallo Balita
A). Hallo Balita Membantu orang tua dalam mengoptimalkan masa keemasan anak. Terdiri dari 25 buku cerita anak ( 9 buku melatih kebiasaan dan kemandirian anak + 11 buku melatih moral + 5 buku untuk melatih dan menumbuhkan keimanan anak). Read More....
____________________________________________

  
Ensiklopedia Bocah Muslim
 B). Ensiklopedi Bocah Muslim Merupakan Ensiklopedi anak muslim Indonesia pertama.
Berisi pengetahuan dasar yang dibutuhkan anak, (yang disajikan dalam bentuk yang menarik.). Dirancang khusus untuk mengembangkan IQ, EQ dan SQ, terdiri dari 15 jilid masing-masing membahas tema tertentu. Read  More....
____________________________________________



C). WOW, AMAZING Series merupakan serangkaian produk kreatif dan interaktif yang mengedepankan konsep bercerita dan gambar yang cocok untuk anak. Produk ini menggabungkan konsep teks dan games audio interaktif menggunakan perangkat e-pen.
WOW AMAZING Series akan memberikan pengalaman beragam untuk anak-anak sesuai dengan konsep kecerdasan majemuk: visual, bahasa, intrapersonal, interpersonal, musikal, dan spiritual.. Read More....


____________________________________________


Nabiku Idolaku
D). Nabiku Idolaku, adalah salah satu produk dari Pelangi Mizan yang sarat dengan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui berbagai media, seperti teks, gambar, music, permainan, dan audio. Media-media tersebut merupakan sarana untuk mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Read More....





______________________________________________



Confidence in Science
E). Buku Confidence In Science, adalah Buku sains populer untuk anak-anak dengan format yang mudah difahami, Disajikan dalam bentuk cerita, dan informasi sains yang mudah dicerna dalam bentuk visual yang menarik.dilengkapi illustrasi kelas dunia, dan komik yang lucu. Struktur penyajian buku yang memungkinkan anak-anak untuk memelajari sains dengan cara mandiri .. Read More....





_______________________________________________________________


Ensiklopedi Muhammad
F). Ensiklopedi Muhammad, adalah Ensiklopedi terlengkap seputar Muhammad Saw. Disajikan secara kronologis dan tematis. Diperkaya dengan fakta & data aktual, peta, tabel, bagan, timeline, ilustrasi, dll. Read More....




______________________________________________________ 

Atlas Budaya Islam
H). Atlas Budaya Islam Buku yang secara komprehensif dan sistematis mampu memandu para pembacanya dalam menjelajah khasanah gemilang peradaban Islam. Buku ini bagaikan peta hidup yang merekam dan menampilkan Islam secara dinamis.
Terdiri dari 23 tema
Jazirah Arab: Latar belakang geografis—Bahasa & Sejarah—Agama dan Budaya—Intisari peradaban Islam—Al Quran—Sunnah—Lembaga—Seni—Dakwah Islam—Penyebaran Islam—Ilmu-ilmu Metodologi—Il-ilmu Al Quran—Ilmu-ilmu Hadits—Hukum—Kalam (Teologi)—Tashawuf (Mistisme)—Filsafat Hellenistis—Tatanan Alam—Seni Sastra—Kaligrafi—Ornamentasi dalam Seni Islam—Seni Ruang—Seni Suara
. Read More....

 ____________________________________________ 

Tafsir Al Quran Al Misbah
I). Tafsir Al Quran Al Misbah, Al-Misbah merupakan tafsir Al-Qur'an lengkap 30 juz yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia : Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, dan dituangkan ke dalam 15 volume buku.

Keindonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah. Baca Selengkapnya....




Untuk Info dan Pemesanan silahkan menghubungi :

Hp : 081322263085
email : rini.aldo@gmail.com
Read More...