Bayi yang baru lahir pertama kali akan
diberikan ASI hingga usianya sudah cukup untuk melepas ASI. Pemberian
ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi secara optimal di masa
berikutnya. Bagi ibu yang masih bisa memberikan ASI pada bayinya akan
sangat baik bila secara intensif diberikan saat bayi lapar dan
membutuhkan ASI. Ini tentu juga dapat menunjang bagi kesehatan bayi
serta ibu.
ASI dipercaya dapat membantu perkembangan otak bayi
lebih cepat dan baik untuk tumbuh kembangnya. Pada ASI terdapat
kandungan yang sangat lengkap baik gizi maupun nutrisinya. Inilah yang
membuat bayi dapat bertahan hidup walaupun tanpa mengasup makanan
pendamping lainnya. ASI yang kaya akan nutrisi sangat penting untuk
menunjang imun tubuh bayi selama tumbuh kembangnya.
Selain itu, ASI juga memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan alergi, serta merangsang pertumbuhan sistem
kekebalan tubuhnya, mengandung komponen anti inflamasi dan antioksidan.
Oleh karena itu, dengan ibu memberikan ASI pada si kecil akan menjadikan
kekebalan dan kesehatan bagi buah hati Anda.
Perkembangan otak bayi tak luput dari
apa yang diasupnya setiap hari, begitu juga dengan perkembangan otaknya.
Jika sejak kecil ia tidak diberi rangsangan yang dapat memicu otaknya,
maka otak bayi pun tidak akan memiliki potensi serta berfungsi dengan
baik jika tidak dikembangkan.
Setiap bayi dilahirkan dengan 10 miliar neuron
(sel syaraf) di otaknya. Tiga tahun pertama sejak lahir merupakan
periode dimana miliaran sel glial terus bertambah untuk memupuk neuron.
Sel-sel syaraf tersebut dapat membentuk ribuan sambungan antarneuron
yang disebut dendrite yang mirip dengan sarang laba-laba, dan axon yang
berbentuk memanjang.
Perkembangan otak bayi yang sedang tumbuh akan melalui tiga tahapan yaitu, otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan neocortex (thought brain) atau otak pikir. Meski saling berkaitan, ketiganya memiliki fungsinya masing-masing.
Sementara itu, untuk merangsang pancaindera
bayi dibutuhkan juga rangsangan namun jangan terlalu berlebihan. Ini
dapat menyebabkan anak menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium,
dirasakan, dan disentuh di sekitar lingkungan ia berada. Dan kemampuan
otak anak untuk menyaring pengalaman rasa yang tidak menyenangkan dan
berbahaya belum berkembang.
Jika kurangnya stimulasi atau berlebihannya
stimulasi, ditambah dengan gerakan motorik kasar dan halus yang tidak
berkembang secara baik, maka bisa menyebabkan rusaknya perhatian
terhadap lingkungan. Maka dari itu, sejak dini pula Anda perlu
memberikan stimulasi yang tepat agar dapat membentuk perkembangan otak bayi secara baik sehingga anak memiliki potensi yang bermanfaat kelak ia besar.
0 comments:
Post a Comment