Sebagian anak kecil usia 2-4 tahun memang suka menggigit. Mengapa anak suka menggigit? Penyebabnya bisa bermacam-macam :
-Cara mengekspresikan emosi
Bagi anak, menggigit adalah salah satu ekspresi emosi untuk
melampiaskan kemarahan, kejengkelan atau rasa frustasi. Bisa pula
karena anak memerlukan perhatian, capek, cemburu pada adik, dan
sebagainya. Jadi, menggigit adalah cara dia untuk menyalurkan emosi
negative.
-Dijadikan sebagai ‘alat komunikasi’ anak
Anak yang belum pandai berkomunikasi, kadang suka menggigit untuk
mengungkapkan keinginan atau rasa ketidaknyamanan dalam dirinya.
-Dijadikan sebagai cara untuk memecahkan masalah
Anak juga sering menggunakan gigitannya untuk memecahkan masalah
jika ia dalam keadaan terjepit. Misalnya saat anak sedang asyik bermain
tiba-tiba mainannya direbut temannya. Karena marah dan tak tahu
bagaimana cara mendapatkan mainannya kembali, tangan temannya digigit
supaya mainannya terlepas dari tangan temannya. Dengan kata lain, anak
menggigit sebagai cara untuk mempertahankan diri.
-Meniru orang lain
Bisa juga anak suka menggigit karena meniru ayah ibunya, jika mereka
sedang mengekspresikan rasa gemasnya dengan menggigit-gigit si anak.
Meski gigitannya lembut dan disertai ungkapan saying, yang dipahami
anak adalah bahwa perilaku menggigit itu dibolehkan. Maka, ia pun
menirunya. Karena itu, jika kita ingin menunjukkan rasa saying atau
gemas, sebaiknya tidak dengan cara menggigit. Pelukan, ciuman, belaian
dan tatapan lembut pada anak adalah tindakan yang benar untuk
mengekspresikan sayang dan gemas pada anak.
Luruskan Dengan Disiplin
Anak-anak dalam rentang usia 2-4 tahun biasanya suka menggigit.
Umumnya, gejala ini berlaku pada anak yang kurang mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Ketika anak merasa takut dengan lingkungan baru,
ia selalu dalam keadaan siaga untuk menggigit.
Kecenderungan ini juga terjadi pada anak yang kemampuan bicaranya
belum bagus. Ketika mainannya diambil temannya, ia belum bisa
mengatakan,”Jangan, itu milikku!” sehingga akhirnya gigitannya yang
‘bicara’.
Akan tetapi, kebiasaan menggigit ini akan berkurang, bahkan hilang
dengan sendirinya, jika si anak sudah pandai bicara. Meski begitu,
orang tua harus tetap memberikan perhatian kepada anak yang suka
menggigit. Misalnya dengan mengatakan,”jangan sayang, itu tidak boleh!”
sebab, kebiasaan buruk ini jika dibiarkan bisa berlanjut menjadi
kebiasaan hingga anak besar. Anak pun merasa perbuatannya benar karena
tidak pernah ditegur atau diberi penjelasan.
Meski demikian, menjadi kurang bijaksana jika orang tua menghukum
anak yang suka menggigit dengan cara menggigit pula. Misalnya, setelah
anak menggigit, orang tua pun menggigitnya dengan maksud memberi tahu
betapa sakitnya jika digigit. Cara ini tentu tidak benar. Sebab, anak
akan berpikir,”kok ibuku juga menggigitku?”
Menghukum anak mestinya dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan anak
dan memperbaiki tingkah lakunya. Orang tua tidak perlu mengancam anak
semisal, “Awas, kalau menggigit lagi,ibu pukul kamu!” lebih baik orang
tua meluruskan kebiasaan anaknya melalui kedisiplinan. Sebab,
kedisiplinan akan mengajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik.
Tentang kedisiplinan, ada tiga komponen yang mesti dipenuhi, yakni
aturan, komunikasi dan penguat positif atau konsekuensi. Dalam hal
aturan, orang tua dapat mengatakan pada anaknya, “kamu boleh bermain,
tapi tidak boleh menggigit.” Untuk menyampaikan aturan tersebut, orang
tua harus mempunyai kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya jika anak
bermain dengan baik, ia perlu diberi penguat positif, misalnya pujian,
pelukan, hadiah atau apa saja yang bisa memperkuat perilakunya.
Sedangkan jika anak tidak bermain dengan baik atau tetap menggigit
temannya, konsekuensi pun perlu diberikan. Hanya saja konsekuensi
jangan terlalu ‘kejam’. Misalnya ketika anak menggigit temannya lalu
anda melarang ia bermain lagi kerumah temannya itu. Anda bisa mencoba
cara lain untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan mencabut sementara
waktu hal-hal yang disukai anak. Seperti tidak memperbolehkannya
jalan-jalan naik motor bersama ayah, tidak membelikannya makanan
kesukaan dan sebagainya.
Jika perilaku menggigit pada anak terjadi secara tetap dan
frekuensinya cenderung meningkat, berarti anak memerlukan penanganan
serius. Anak perlu dibawa ke psikolog untuk diperiksa, apakah ada
kesulitan dalam berbicara, atau mungkin ada masalah dengan kemampuan
mentalnya. Biasanya, anak cacat mental lebih lambat bicara dan
frekuensi menggigitnya lebih tinggi. Anak kemudian akan di evaluasi
kondisi psikologisnya, misalnya dilihat potensi kecerdasan dan
kepribadiannya.
Tips Agar Anak Tidak Suka Menggigit
Berikut beberapa tips yang bisa dicoba agar anak tidak suka menggigit :
-ciptakan suasana nyaman
Adanya suasana nyaman akan membuat perasaan anak juga lebih nyaman
dan rileks. Hal ini bisa meminimalkan timbulnya emosi negatif, sehingga
anak pun tidak merasa perlu untuk menggigit.
-Jaga kondisi psikologisnya
Sejak dini orang tua perlu menjaga psikologis anak. Jika marah,
hindari memarahinya dengan membentaknya atau merendahkan harga dirinya.
Tegurlah perilakunya tanpa mencela dirinya. Selain itu, jika orang tua
ada masalah atau marahan, sebaiknya jangan diperlihatkan dihadapan si
kecil.
-Beri perhatian cukup
Kadang si kecil menggigit untuk mencari perhatian. Karena itu
berilah ia perhatian yang cukup. Sesekali (kalau tidak bisa sering),
luangkanlah waktu untuk menemaninya bermain. Jaga jangan sampai anak
kurang perhatian, lebih-lebih setelah ia punya adik. Sebagai orang tua,
sebisa mungkin berlaku adillah, khususnya dalam memberikan perhatian
kepada anak-anak.
-perhatikan pola makannya
Anak harus dibiasakan makan dengan teratur, dan jaga agar jangan
sampai ia kelaparan. Sebab, bisa jadi ia menggigit untuk memberitahu
bahwa ia lapar. Selain itu, pola makan yang baik dan teratur juga akan
sangat bermanfaat untuk menjaga kondisi kesehatannya.
-Berikan waktu istirahat yang cukup
Kondisi fisik yang lelah bisa mempengaruhi emosi anak. Karena itu
ank harus dijaga jangan sampai kelelahan. Berikan waktu istirahat yang
cukup untuknya. Misalnya dengan menyuruhnya tidur siang minimal 2 jam,
dan tidur malam sehabis ‘Isya, jangan terlalu malam.
-Latih anak untuk berkomunikasi dan mengungkapkan emosi
Agar tidak terbiasa menggigit, anak perlu dilatih berkomunikasi dan
mengungkapkan emosi sejak dini. Rajin membacakan buku cerita merupakan
salah satu cara yang efektif untuk melatih anak berkomunikasi.
Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan agar anak tidak suka menggigit. Semoga bermanfaat
Dikutip dari : Majalah NIKAH, Rajab 1427
Dibalik Gigitan Si Kecil
Posted on Sunday, February 17, 2013 by Bunda Safa in
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment